MANGKIKI’ Kajian Misi Transformasi terhadap Budaya Mangkiki’ di Kalangan Penganut Aluk Toyolo di Mamasa
Main Article Content
Abstract
Abstract: This study delves into the transformative mission of the church in the Aluk Toyolo culture of Mamasa about ritual of "Mangkiki'." As the church holds the responsibility to perpetuate God's mission, cultural engagement becomes paramount. The cross-cultural communication of the Gospel, especially in contexts like Aluk Toyolo, necessitates an approach contextualizes the local culture for effective transformation. Aluk Toyolo, a traditional belief system deeply rooted in Mamasa's history, poses unique challenges for Gospel integration. The ritual of "Mangkiki'" involves offering portions of slaughtered animals to earthly and celestial deities, seeking blessings, health, and prosperity. Despite being predominantly Christian, Mamasa society continues to observe Aluk Toyolo traditions, reflecting the significance of cultural heritage. Unlike previous perspectives that viewed culture through the lens of church determination, this study proposes a dialogical approach. The church, rather than dictating cultural acceptability, engages in a dialogue with the culture to foster transformation within its unique context. The objective is not to eliminate cultural practices but to preserve them as integral components of identity within the society community. Utilizing a qualitative methodology with descriptive analysis, this research employs literature studies, interviews, and observations to unravel the dynamics of "Mangkiki'" and its potential for Gospel-driven cultural transformation. By understanding and appreciating the cultural nuances, the church can facilitate a dialogue that promotes and fosters transformation based on Gospel values. A change in meaning and outlook that is in line with tehe values of Gospel toard culture is the mission transformation. Mangkiki’ isi a cultural ritual which is interpreted based on God’s Word that the sourch of blessing is not from the result of Mangkiki’ but comes from God.
Abstrak: Penelitian ini membahas misi transformasi gereja dalam budaya Aluk Toyolo di Mamasa tentang ritual Mangkiki'. Gereja memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan misi Tuhan. Komunikasi lintas budaya tentang Injil, terutama dalam konteks seperti Aluk Toyolo, memerlukan pendekatan mengkontekstualisasikan Injil terhadap budaya lokal untuk transformasi yang efektif. Aluk Toyolo, sebagai sistem kepercayaan tradisional yang berakar dalam sejarah Mamasa, menimbulkan tantangan unik bagi integrasi Injil. Ritual Mangkiki melibatkan persembahan bagian-bagian hewan yang disembelih kepada dewa-dewa bumi dan langit, mencari berkat, kesehatan, dan kemakmuran. Gereja hendaknya menerima budaya sebagai warisan dan terlibat dalam dialog dengan budaya untuk mendorong transformasi dalam konteksnya yang unik. Tujuannya bukan untuk menghapus praktik budaya, melainkan mempertahankannya sebagai komponen integral identitas dalam komunitas masyarakat. Penulis menggunakan metodologi kualitatif dan analisis deskriptif, penelitian ini memanfaatkan studi literatur, wawancara, dan observasi untuk mengungkap dinamika Mangkiki’ dan potensinya dalam transformasi budaya yang didorong oleh Injil. Memahami dan menghargai nuansa budaya, gereja dapat memfasilitasi dialog yang mempromosikan dan mendorong transformasi berdasarkan nilai-nilai Injil. Adanya perubahan makna dan pandangan yang sesuai dengan nilai Injil terhadap budaya itulah misi transformasi. Mangkiki’ adalah suatu ritual dari budaya yang dimaknai berdasarkan Firman Tuhan bahwa sumber berkat diperoleh bukan dari hasil Mangkiki’ melainkan bersumber dari Tuhan.
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Bosh, David J. Transformasi Misi Kristen. Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 2005.
Buijs Kees. Dewata Dalam Toyolo, Kuasa Tiga Dunia Di Cerita Rakyat Toraja Mamasa. Makassar: Inninawa, 2020.
———. Toburake, Imam Perempuan Pelayan Adat Tertinggi. Makassar: Inninawa, 2020.
———. Tradisi Purba Rumah Toraja Mamasa Sulawesi Barat. Makassar: Inninawa, 2018.
C. Peter Wagner. StrateginPerkembangan Gereja. Malang: Gandum Mas, 2003.
Ellis, David W. Metode Penginjilan. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2011.
Finilon. “TINJAUAN TEOLOGIS TENTANG ARTI BERKAT DALAM KEHIDUPAN ORANG PERCAYA,” n.d., 148–73.
Gerrit, Singgih Emanuel. Berteologi Dalam Konteks, Pemikiran-Pemikiran Mengenai Kontekstualisasi Teologi Di Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000.
Harianto GP. Komunikasi Dalam Pemberitaan Injil,Membangun Dan Mengembangkan Komunikasi Injil Dalam Pelaksanaan Amanat Agung. Yogyakarta: ANDI, n.d.
———. Pengantar Misiologi, Misiologi Sebagai Jalan Menuju Pertumbuhan. Yogyakarta: ANDI, 2012.
Hasyim, M. “Conflict and Solution of Zending Evangelism on Aluk Todolo Beliefideology in Toraja Society.” Baltic Journal of Law &Politics 15, no. 3 (2022): 667–80. https://doi.org/10.2478/bjlp-2022-002049.
Hesselgrave, David J. Communication Christ Cross-Culturally, Mengkomunikasikan Kristus Secara Lintas Budaya. Malang. LITERATUR SAAT, 2019.
John, Ruck, Dkk. Jemaat Misioner. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2011.
Limbong, Bamba, Wawancara oleh Penulis, Mamasa, 20 November 2024
Paotonan S.Pd, Wawancara oleh Penulis, Mamasa 20 November 2023
Sanderan, Rannu. “Heuristika dalam Pendidikan Karakter Manusia Toraja Tradisional.” BIA’: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual 3, no. 2 (December 19, 2020): 306–27. https://doi.org/10.34307/b.v3i2.213.
Saputra, Jefri Andri. “Spiritualitas Pairan: Konstruksi Teologi Lokal Manusia Baru Konteks Mamasa Dalam Dialektika Pairan Dan Kolose 2:16-4:1.” Tumou Tou 10, no. 2 SE- (2023): 125–40.
Simamora, Ridwan Henry. “Gereja Dan Transformasi Kristen Suatu Tinjauan Kritis Terhadap Misi Gerakan Transformasi.” Missio Ecclesiae 2, no. 1 (2012): 85–110. https://doi.org/10.52157/me.v2i1.27.
Surbakti, Pelita Hati, Rahyuni Daud Pori, and Ekavian Sabaritno. “MAMASA-KRISTEN DAN KEMATIAN ANGGOTA KELUARGANYA: Dialog Yang Memperkaya Antara 1 Tesalonika 4:14 Dan Aluk Toyolo.” Indonesian Journal of Theology 10, no. 1 (2022): 22–55.
Surjantoro, Bagus. Hati Misi. Yogyakarta: ANDI, 2005.
Wijaya, Hengki. “Misi Dan Pelayanan Sosial: Manakah Yang Lebih Penting?” Https://Www.Researchgate.Net/Publication/282854301_Misi_dan_Pelayanan_Sosial_Manakah_yang_lebih_Penting, no. DOI: 10.13140/RG.2.1.4685.8961 (2015): 15–34.